Yang ringan tapi
dalam, di zaman teknologi informasi yang kuasai ruang serta waktu dan
penguasaan gawai pada setiap orang di manapun di dunia.
Sehingga media sosial
semacam facebook ini benar-benar disadari atau tidak bisa
sebagai catatan amal buruk utamanya apa yang kita tulis di dinding sebagai
status, komen bahkan suka.
Ketika tangan kita
bicara atas apa yang buruk tertulis di wall facebook, aib diri
maupun orang lain yang tertulis permanen tanpa sempat kita hapus sementara ajal
sudah memanggil?
Kita mungkin
menganggapnya tidak akan diketahui, sebab orang lain pun yang membacanya tak
tahu nama asli kita di akte. “Toh ini akun FB gue…ngapain lu yang ribut ?”
Namun renungkan dalam, bahwa apa yang kita tulis itu, akan dimintai
pertanggungjawaban, meski di facebook sekalipun.
Jadi, sudah sering dan
banyak tulisan, tentang bagaimana menggunakanfacebook dalam kehidupan maya maupun nyata.
Dengan dampak baik maupun buruk.
Setuju,
kegalauan, aib, bahkan suatu keburukan yang tidak pernah kita lakukan di
manapun, hanya bisa terjadi dengan status di facebook,
bahkan terjadi peristiwa besar dalam hidup ‘gara-gara’ hanya kenal di facebook, maka bijaknya
tidak kita lakukan keburukan itu.
Sebab, facebook bukan dinding ratapan apalagi harapan,
mengadulah pada Allah jika mau curhat yang sifatnya sangat personal. Ibarat
kata, “Hanya Allah lah yang perlu tahu tentang kegalauan, aib dan kemasgulan
kita.”
Memublikasikannya
di faceebook menjadi ‘status’ seringkali membawa
bencana bagi kehidupan kita di masa datang serta meninggalkan catatan kelam di
masa lalu.
sumber : islampos.com
Tags
Agama