Trending

Fotografi Bagi Pemula #1


FOTOGRAFI 

Kali ini saya akan membahas tentang fotografi, walaupun saya ini bisa dibilang masih amateur dalam bidang ini tapi setidaknya saya sedikit mengetahui trik dan tips untuk anda yang baru pertama kali memulai bidang fotografi.

Fotografi dapat diartikan dengan  seni melukis cahaya dengan lensa kamera. Dari pengertian tersebut bisa diambil garis bawahnya yaitu cahaya. Cahaya sangat penting dalam mengambil gambar kita nantinya. Untuk itulah kita harus mengerti apa it Segitiga Exposure.

Segitiga Exposure adalah hal yang mengatur pencahayaan dalam fotografi, adapun segitiga exposure itu adalah Shutter Speed, ISO, Aperture (Bukaan). 

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, seorang fotografer harus pandai mengatur tingkat exposure yang pas untuk bidikannya. Sebelum anda memfoto objek, anda harus mengatur segitiga exposure tersebut. 

Pengertian Segitiga Exposure

1. Shutter Speed

Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya shutter membuka sehingga cahaya mengenai sensor. Jadi, shutter speed bisa diibaratkan lamanya kita membuka keran untuk mengisi air. Semakin lama keran dibuka, maka akan semakin banyak air yang mengisi ember.

Shutter speed diukur dalam satuan waktu, dan kamera DSLR rata-rata dapat menggunakan shutter speed dari 1/4000 detik hingga 30 detik. Karena shutter speed yang digunakan kebanyakan kurang dari satu detik (pecahan), maka biasanya yang tertulis di viewfinder kamera adalah pecahannya saja (shutter speed 1/100 detik akan tertulis 100) di viewfinder. Satuan ‘detik’ biasanya tertulis sebagai tanda kutip (“), jadishutter speed 2 detik akan tertulis sebagai 2″. Terkadang satuan detik digunakan juga dalam pecahan, misalnya 0.6″.

Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap. Faktor pengali satu stop adalah 2x, misalnya shutter speed 1/100 akan 1 EV lebih terang daripada shutter speed 1/200 jika scene dan settingan yang lain tetap sama.

(EV adalah satuan brightness, di mana selisih 1EV berarti selisih brightness yang disebabkan jumlah cahaya yang masuk berbeda 2x lipat. 1 EV sering disebut juga 1 stop, istilah warisan dari jaman kamera film dulu.)

2. Aperture

Aperture adalah bilah-bilah (biasanya terbuat dari logam) yang terdapat di dalam lensa. Bilah-bilah ini dapat bergerak, saling berpotongan dan menutupi sekeliling penampang lensa, sehingga hanya bagian tengah lensa yang dapat dilewati cahaya. Dengan demikian, aperture bisa diibaratkan penampang pipa yang menyalurkan air. Walaupun sama-sama hanya dibuka selama satu detik, misalnya, pipa yang besar akan mengalirkan air lebih banyak daripada pipa yang sempit.

Satuan aperture adalah diameter bukaan bilah-bilah. Dinyatakan dalam pecahan, biasa tertulis sebagai f/X atau 1/X, di mana X adalah angka aperturenya. Yang tertulis di viewfinder kamera seringkali hanya angka X nya saja.

Faktor pengali satu stop adalah √2 (akar dua), atau gampangnya 1.4x; artinya bukaan f/3.5 akan 1EV lebih terang daripada bukaan f/5.6. Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap.

3. ISO

ISO adalah sensitifitas sensor. Makin tinggi ISO, maka makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk mencapai brightness tertentu. Menaikkan ISO bisa diibaratkan memasukkan bebatuan ke dalam ember sehingga jumlah air yang dibutuhkan semakin sedikit.

Satuan ISO adalah angka ISO. Faktor pengali satu stop adalah 2x, di mana ISO 800 akan 1EV lebih terang daripada ISO 400.

MENGATUR EXPOSURE

Kamera mempunyai kemampuan ‘melihat’ scene dan menghitung exposure yang tepat untuk scene tersebut, bahkan menghitung kombinasi aperture, shutter speed, ISO untuk scene tersebut. Dalam kamera ada mode exposure manual (Manual) dan otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silakan periksa manual kamera masing-masing untuk mempelajari mode-mode ini lebih lanjut.
Kita dapat mempengaruhi perhitungan kamera tersebut dengan menerapkan Exposure Compensation; kita bisa memerintahkan kamera untuk menghitung (dan menggunakan) exposure yang lebih terang atau lebih gelap dari exposure yang dianggapnya tepat. Jika kita menggunakan -2/3EV, misalnya, maka kamera akan menghasilkan hasil penghitungan exposure yang lebih gelap -2/3EV dari exposure yang (jika tanpa compensation) dianggapnya tepat. 

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form